Imperfect (2019) adalah drama komedi karya Ernest Prakasa yang hangat, lucu, dan penuh tamparan realita tentang standar kecantikan, tubuh, karier, dan rasa percaya diri. Film ini menyajikan kisah perempuan yang selalu merasa gagal karena “tidak sempurna” menurut ukuran masyarakat, hingga akhirnya ia belajar bahwa hidup tidak harus terlihat ideal untuk menjadi bahagia.
SINOPSIS
Imperfect (2019) mengikuti perjalanan Rara, perempuan bertubuh besar, berkulit sawo matang, rambut keriting, dan wajah polos yang jauh dari standar kecantikan di lingkungan kerjanya. Meski cerdas dan pekerja keras, Rara selalu merasa berada di belakang: ia jarang dipuji, sering diremehkan, dan terus mendapat komentar pedas tentang penampilannya. Di kantor, rekan kerja yang lebih “cantik” naik jabatan lebih cepat, sementara Rara justru dianggap tidak layak tampil di depan umum.
Rara tinggal bersama ibunya yang dulunya mantan model. Tekanan tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari rumah. Sang ibu sering menyarankan Rara untuk diet, memakai make up, memakai baju yang “lebih cantik”, dan mencoba menyesuaikan diri dengan standar orang lain. Rara sebenarnya sudah capek, tetapi diam karena ia sayang keluarganya. Satu-satunya tempat ia merasa aman hanyalah bersama kekasihnya, Dika, pria sederhana, sabar, dan apa adanya. Dika mencintai Rara tanpa syarat — gemuk, kurus, cantik, tidak cantik, baginya tidak masalah.
Masalah muncul ketika kantor membuka peluang promosi besar, dan Rara ingin mencobanya. Namun untuk bagian humas dan publikasi, penampilan dianggap penting. Rara mendapat tuntutan tidak masuk akal: diet ketat, perawatan mahal, dan latihan intens. Awalnya ia menolak, tetapi hinaan demi hinaan membuat hatinya runtuh. Ia akhirnya memutuskan berubah. Rara mulai diet ekstrem, mengubah gaya pakaian, belajar make up, hingga kehilangan banyak berat badan dalam waktu singkat. Orang-orang terkejut. Rara terlihat “lebih cantik”, lebih percaya diri, dan akhirnya mendapatkan pekerjaan yang ia impikan.
Namun kebahagiaan itu palsu. Rara mulai berubah tanpa sadar — ia menjadi sensitif, mudah marah, dan menjauh dari sahabat serta keluarganya. Dika merasa kehilangan perempuan yang ia cintai, bukan karena bentuk tubuhnya, tetapi karena sikap dan hatinya perlahan berubah. Rara terperangkap dalam dunia penuh penilaian, komentar, dan standar yang membuatnya lupa diri.
Konflik semakin dalam ketika Rara menyadari bahwa “cantik” tidak pernah cukup. Meski sudah kurus, masih ada yang menghina warna kulitnya. Meski sudah memakai make up, ada yang mengejek bentuk wajahnya. Meski sudah berusaha keras, selalu ada orang yang akan meremehkan. Rara mulai hancur secara emosional. Ia menyadari bahwa selama ini ia tidak membahagiakan dirinya, tetapi membahagiakan ekspektasi orang lain.
Dalam momen paling menyakitkan, Dika pergi meninggalkan Rara sementara, berharap ia bisa menemukan kembali dirinya tanpa tekanan. Rara menangis, bukan karena ia kembali gemuk, tetapi karena ia kehilangan kebahagiaan sederhana yang dulu ia miliki — keberanian untuk menjadi dirinya sendiri.
Perlahan, Rara bangkit. Ia berhenti membuktikan diri kepada dunia, dan mulai merawat dirinya dengan cara yang sehat, bukan terobsesi. Ia kembali menulis, kembali bercanda, dan kembali menghargai tubuhnya apa adanya. Ketika akhirnya ia berdiri di depan cermin untuk pertama kali tanpa make up, ia tersenyum — bukan karena ia sempurna, tetapi karena ia tidak takut lagi.
Rara dan Dika bertemu kembali. Tidak ada adegan dramatis besar, hanya percakapan sederhana dan tulus: cinta mereka tidak pernah bergantung pada tubuh. Ia juga memperbaiki hubungan dengan ibunya. Bukan untuk menyalahkan, tetapi untuk saling memahami. Sang ibu akhirnya melihat bahwa kebahagiaan putrinya jauh lebih penting daripada standar kecantikan siapa pun.
Di akhir film, Rara bekerja bukan sebagai model, bukan sebagai pameran kecantikan, tetapi sebagai perempuan yang menggunakan pengalamannya untuk menginspirasi banyak orang agar tidak malu pada dirinya sendiri. Ia mengingatkan bahwa setiap tubuh punya cerita, dan tidak ada satu pun yang berhak membuat orang merasa tidak layak hanya karena tidak sesuai standar.
Imperfect (2019) adalah film yang hangat, lucu, realistis, dan menyentuh. Bukan sekadar tentang diet atau tubuh gemuk, tetapi tentang keberanian mencintai diri sendiri di dunia yang selalu ingin membuat orang merasa kurang.
Tonton langsung Imperfect (2019) subtitle Indonesia cuma di Filmkita21, dan rasakan perjalanan menerima diri sendiri yang lucu, sedih, dan penuh makna.












