Eleanor the Great (2025) adalah film drama kehidupan yang menjadi debut penyutradaraan Scarlett Johansson, mengisahkan perjalanan emosional seorang wanita lanjut usia yang menolak menyerah pada kesepian dan menemukan kembali makna hidup setelah kehilangan segalanya. Dengan pendekatan lembut dan sinematografi yang intim, film ini menyentuh tema kehilangan, keluarga, dan keberanian untuk memulai kembali di usia senja.
SINOPSIS
Eleanor the Great (2025) menceritakan kisah Eleanor Morgenstern (June Squibb), seorang wanita berusia 80 tahun yang baru saja kehilangan suaminya, Arthur. Setelah puluhan tahun hidup dalam rutinitas yang tenang di pinggiran kota New Jersey, kematian Arthur mengguncang dunia Eleanor. Rumah yang dulu terasa hangat kini menjadi simbol kesepian, dan setiap sudutnya menyimpan kenangan yang tak mudah dilepaskan.
Putrinya, Rachel (Jessica Hecht), mencoba mengajak Eleanor pindah ke rumahnya di New York City agar tidak sendirian. Awalnya Eleanor menolak—ia takut meninggalkan masa lalu dan tidak ingin menjadi beban bagi siapa pun. Namun setelah serangkaian kejadian kecil yang menyadarkan dirinya tentang kefanaan waktu, Eleanor akhirnya memutuskan untuk melangkah keluar dari zona nyaman dan menata ulang hidupnya di kota besar.
Kehidupan di New York membuka lembaran baru baginya. Ia mulai menjalin hubungan dengan orang-orang yang sama rapuhnya: Carlos (Brian Tyree Henry), seorang penjaga taman yang kehilangan anaknya, dan Maya (Greta Lee), tetangga muda yang terjebak dalam krisis identitas. Bersama mereka, Eleanor menemukan kembali makna cinta, kehangatan, dan keberanian untuk tertawa di tengah luka.
Dalam perjalanan menyesuaikan diri, Eleanor juga belajar menggunakan teknologi untuk pertama kalinya — belajar mengirim pesan, mengambil selfie, dan memesan kopi di kafe yang ramai. Hal-hal sederhana itu menjadi simbol bahwa hidup bisa dimulai kapan saja, asalkan hati masih mau mencoba. Namun, di balik keceriaan barunya, masih tersimpan rasa bersalah terhadap hal-hal yang belum terselesaikan dengan mendiang suaminya.
Salah satu adegan paling menyentuh adalah ketika Eleanor menulis surat terakhir kepada Arthur di tengah malam, membaca kembali foto-foto lama mereka, lalu berjalan keluar ke taman kota dan berbicara kepada langit: “Aku masih di sini, dan aku akhirnya belajar hidup tanpa rasa takut.” Momen itu menjadi refleksi kuat tentang penerimaan dan kebebasan spiritual di usia senja.
Sinematografi yang hangat menonjolkan warna lembut dan cahaya alami, menghadirkan suasana intim yang membuat penonton merasa seolah menyaksikan kehidupan nyata. Musik latar dari Alex Somers memberikan sentuhan emosional yang melengkapi perjalanan batin Eleanor, menjadikan film ini bukan sekadar kisah tentang kehilangan, tetapi juga tentang kelahiran kembali.
Sebagai sutradara, Scarlett Johansson memperlihatkan kepekaan luar biasa dalam mengarahkan emosi dan memberi ruang bagi setiap karakter untuk bernapas. Ia menampilkan pandangan optimistis terhadap penuaan, menunjukkan bahwa hidup tidak berhenti pada kehilangan, melainkan dimulai ketika kita memilih untuk membuka diri pada dunia sekali lagi.
Eleanor the Great (2025) adalah drama hangat dan inspiratif yang menyentuh hati, menghadirkan kisah universal tentang cinta, kehilangan, dan keberanian untuk hidup lagi di saat dunia tampak berhenti berputar.
Tonton langsung Eleanor the Great (2025) subtitle Indonesia cuma di Filmkita21 dan rasakan perjalanan seorang wanita tua yang menemukan kebahagiaan sejati di tempat paling tak terduga — dalam dirinya sendiri.












